Senin, 02 Mei 2011

A Letter to my beloved 15

"Some time, perjalanan itu bakal terasa sakit, tapi ada kalanya bahagia kuasai rasa. Sayang kalao senyum bakal tersita karena tangis, gw yakin lo bakal tersenyum everytime, but not about me. I think it may be sad when i missing you, thanks cause, you have make me smile, you have make me forgot to sad. Gw tau jalan ini nggak bakal panjang ketika gw harus pilih gang lain and I will lost you. I cant tangkap bayang lo atau malah retina gw yang nggak sanggup nangkap maya loe. Gw nggak pernah tau...
But persetan dengan semua!! Ynag penting keep smile friend, make the end become lought...
    Perpisahan bukanlah akhir segalanya. Tapi ada yang bilang, "bukan perpisahan yang ku tangisi, tapi pertemuan yang ku sesali". Benarkah kita harus menyesal dengan pertemuan? Ada juga yang bilang sebaliknya.
    Sebenarnya adakah yang pantas disesali dari setiap pertemuan dan perpisahan? Bukankah dari dua keadaan itu kita sama-sama mendapatkan pengajaran?
    Ya, Allah telah menciptakan segala sesuatunya denagn berpasang-pasangan. Tentu saja jika ada pertemuan ada perpisahan. Itu kodrat, dan itu bunga. Bunga dari indahnya hidup.
    Ya, makanya ku bilang perpisahan bukanlah akhir segalanya. Karena pertemuan dan perpisahan itu adalah bunga.
    Saat-saat pertemuan, bunga itu mekar dengan indahnya. Ya, setiap canda tawa, belajar bareng dan pertengkaran kecil adalah bunga yang mekar.
    Saat-saat perpisahan adalah saat sang bunga kuncup. Saat-saat duka terasa begitu menghantam relung kata dan hati. Saat tangisan dan pelukan hangat menjadi isyarat, Selamat Tinggal Teman
    Dan saat bunga menjelma menjadi buah, itulah follow up dari perpisahan. Saat kita merasakan dan mengatakan dengan mantap, "Perpisahan Telah Mendewasakanku".
    Perpisahan membuatku sadar akan pentingnya sahabat, membagi cerita dan saling menjaga perasaan. Saatnya mengambil hikmah, "Janganlah mengarapkan orang lain mengerti akan perasaanmu, walaupun ia adalah sahabat karibmu sendiri" Artinya, kitalah yang baiknya untuk memengerti
perasaan orang lain teelebih dahulu.
    Ketika bertemu dengan teman-teman baru, sungguh sulit untuk memenej perasaan. Sangat mudah untuk mengambil hikmah, tapi tidak semudah itu untuk menyadari, dan memperbaiki setiap kesalahan yang nota bene adalah kebiasaan.
    Setiap kenangan yang ada tetap menjadi kenangan. Dengan jutaan hikmah, dengan ribuan rindu.. Semua itu adalah teriakan untuk bangkit. Menjadi sokongan. Menjadi pijakan, dalam melintasi masa depan, dengan langkah baru dan teman-teman yang baru.

SEMANGAT!!!

Surat ini kubuat untuk kawan kawan 15 ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar